Luhut Tanya Intelijen Kapan Rusia-Ukraina Akan Damai




Presiden Jokowi kembali memberi jabatan baru kepada Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan. (Liputan6.com/Faizal Fanani).

 

Jakarta – Perang antara Rusia dan Ukraina menjadi salah satu penyebab ketidakpastian ekonomi global. Hampir semua negara di dunia terkena imbas dari perang ini, khususnya karena krisis pangan dan energi yang dimunculkan.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan belum ada yang bisa memastikan kapan perang ini akan berakhir. Bahkan, Luhut sudah bertanya kepada sejumlah intelijen dunia yang dia kenal terkait perang tersebut.

"Sampai kapan perang ini? Dari semua intelijen yang saya tanya, jawabnya ketidakpastiannya tinggi," ujar Luhut dalam acara Perkenalan dan Silaturahmi Kadin Indonesia Komite Tiongkok, di Hotel Langham, Jakarta, Sabtu (24/7/2022).

Imbas perang ini, ujar Luhut, membuat dua hal dalam bahaya, yaitu pangan dan energi. Untuk Indonesia, Luhut mengatakan, kondisi pangan masih bisa terkendali. Namun untuk energi muncul kekhawatiran, karena Indonesia harus mengeluarkan subsidi energi hingga Rp 500 triliun lebih, akibat kenaikan harga energi dunia, sebagai imbas perang. “Ini tidak efisien bila terus begini (subsidi energi),” kata Luhut.

Dia memperlihatkan data kenaikan harga energi dunia, di mana paling tinggi adalah peningkatan harga batu bara yang naik 94% di Juli 2022 dibandingkan Januari 2022. “Yang punya batu bara tambah kaya,” cetus Luhut.

Kemudian harga minyak mentah pada data yang disampaikan Luhut terlihat prediksi rata-rata harga 2022 adalah US$ 100/barel, dan akan turun menjadi US$ 92/barel di 2023, dan US$ 80/barel di 2024. Harga rata-rata gas bumi di 2022 juga diperkirakan mencapai US$ 34/mmbtu, dibandingkan 2021 yang masih US$ 16/mmbtu. Harga rata-rata batu bara Australia juga diperkirakan US$ 250/metrik ton, naik dari 2021 yang sebsar US$ 138,1/metrik ton.

Untuk pangan, dia memperlihatkan prediksi harga rata-rata kedelai di 2022 yang diperkirakan US$ 700/metrik ton, dari harga di 2021 US$ 583/metrik ton.

“Minyak mentah kita juga harus impor hampir 700 ribu barel per hari. Ini harus kita hadapi dan manage semua ini. Perang ini memicu perlambatan ekonomi dunia,” kata Luhut. Namun soal inflasi, Luhut masih yakin laju inflasi di Indonesia bisa dikendalikan di kisaran 4% pada tahun ini.

Pada kesempatan itu Luhut mengatakan, proses pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19 berjalan dengan baik. “Pertumbuhan ekonomi kita masih salah satu yang terbaik di dunia. Ekspor kita juga terbaik di dunia. Banyak orang tidak paham kalau kita itu bagus,” katanya.

Comments

Popular posts from this blog

Jokowi Tunjuk Menko Luhut Jadi Ketua Pengarah Pengembangan Industri Gim Nasional

Sarat Inovasi! Proyek IKN Gunakan Beton Cepat Kering dan Semen Hijau

Wapres Ma'ruf Amin Ajak Tokoh Konghucu Ambil Peran Ciptakan Pemilu Damai